Betapa Sulitnya Migrasi Sistem Operasi Itu


Migrasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Yang namanya migrasi sudah otomatis berganti adaptasi, apalagi pada saat itu sedang asyik dalam zona nyaman. Akan terasa beda.

Oleh karena itu migrasi bukanlah sekadar berpindah dari sesuatu ke suatu atau dari tempat ke tempat lainnya, tapi juga perlu dipertimbangkan dari segi aspek adaptasinya. Karena bisa saja migrasi itu bukannya membawa kepada sebuah kenyamanan malah menjadi beban penderitaan.

Kira-kira seperti itulah gambaran migrasi itu. Dalam artikel ini, saya membahas tentang migrasi sistem operasi dari sistem operasi A menuju B. Agar artikel ini tidak membahas terlalu umum sehingga pembahasanya terlalu luas, maka saya khususkan tentang migrasi dari Windows menuju Linux.

Bermula dari beberapa artikel di internet baik dari blog ataupun forum saya sering menemukan sebuah aksi dimana kita disuruh bermigrasi dari Windows ke Linux. Artikel semacam itu memang ada bagus, dan saya mendukung akan hal itu. Tapi perlu diperhatikan dalam sebuah artikel migrasi kita harus fair terhadap salah satu OS yang ingin dimigrasikan jangan ada saling mencela satu sama lain, karena masing-masing OS memiliki kelebihan serta kekurangnnya masing-masing.

Umumnya artikel yang saya temukan mengenai aksi migrasi dari Windows ke Linux ini kebanyakan secara garis besar alasannya adalah:

  1. Menghindari Virus.
  2. Menghindari Pembajakan.
  3. Karena masalah performa kecepatan.
  4. Ingin menjalankan komputer lama.

Berikut ini adalah opini saya menganai 4 poin di atas.

Migrasi Karena Menghindari Virus

Alasan ini adalah cukup tepat, mengingat Windows adalah salah satu OS komputer yang paling banyak terjangkit virus. Hal ini menurut saya wajar saja, seperti kata pepatah “ada gula ada semut”.

Dikarenakan Windows adalah OS komputer yang paling banyak digunakan, maka ada saja beberapa aplikasi jahat semacam virus ini. Belum lagi aplikasi di Windows itu kebanyakan close source (sumber tertutup), meskipun banyak aplikasi free tapi karena close source terkadang memiliki kehawatiran sendiri jika sumber tidak terjamin, takut disusupi backdoor, trojan, spyware dan sebangsanya.

Akan tetapi karena alasan seperti ini kamu ingin bermigrasi? bukankah di Windows ada sebuah Antivirus dan banyak antivirus yang gratis tapi dengan fitur luar biasa, seperti Avast, AVG, Avira?

Jika kamu merasa kurang aman kamu bisa membeli antivirus dan saya rasa sangat murah membeli antivirus itu. Sebagai contoh, saya membeli Antivirus ESET Nod dengan harga 150 ribu lisensi satu tahun pemakain. 150 ribu satu tahun? Coba kamu kalkulasi 150 ribu dibagi 365 hari berapa rupiah kah yang harus kamu keluarkan untuk biaya keamanan komputer kamu? Tentu sangat murah.

Belum lagi sejak hadirnya Windows 7 kita sudah bisa menikmati Antivirus milik Microsoft yang tentu MS adalah pembuat Windows itu sendiri. Dulu zaman windows 7 dikenal dengan MSE (Microsoft Security Essentials) sejak Windows 8 sampai ke atas berubah namanya menjadi Windows Defender.

Sekali apakah karena alasan virus ini yang membuat kamu migrasi? Jika kita tinjau kembali Antivirus juga sudah murah untuk kebutuhan sekuriti dalam komputer kita? Maka coba pertimbangkanlah.

Menghindari Pembajakan

Alasan ini adalah alasan yang lebih baik menurut saya, ingat lebih baik adalah sebuah kalimat komperatif jadi lebih baik itu bukan berarti yang terbaik atau paling baik. Jika kamu membaca artikel saya mengenai perlunya kesadaran akan menggunakan aplikasi legal.

Dalam artikel tersebut saya tidak memaksa kamu untuk harus menggunakan aplikasi legal, dan tidak pula menyuruh kamu menggunakan aplikasi bajakan. Akan tetapi saya hanya mengarahkan perlunya ada sebuah kesadaran guna untuk menghormati sebuah karya. Karena aplikasi atau perangkat lunak (software) itu adalah sebuah hasil karya seseorang.

Jika karena alasan menghindari pembajakan kamu migrasi, mengapa kamu tidak membeli saja sistem operasi tersebut? Menurut saya Windows itu harganya cukup, dan sebanding dengan fitur yang ditawarkan. Apalagi sekarang hadirnya Windows 10 yang gratis, maka masih adakah niatan kamu ingin migrasi ke Linux?

Masalah Performa Kecepatan

Jika karena alasan kamu migrasi karena alasan performa, sebaiknya kamu berpikir lagi. Saya agak kurang setuju dengan alasan ini, mengapa? Yang kamu bandingan itu performa dari segi apanya dulu? Jika kamu membandingan Windows 8 vs Linux dengan DE XFCE tentu saja menang Linux dengan XFCE nya.

Coba bandingan dengan yang serupa misalnya KDE atau Gnome saya rasa akan sama saja. Mungkin saja beda masih lebih cepat Linux juga. Sekarang kamu coba bandingan lagi di Windows kamu pakai antivirus yang berjalan di background atau tidak? Oleh karena itu untuk masalah seperti ini kamu jangan terkecoh dengan beberapa perbandingan yang menurut saya tidak fair.

Ingin Menghidupkan Komputer Lama

Di artikel OMG Ubuntu saya pernah membaca ada sebuah artikel yang menyuruh kita untuk bermigrasi ke Lubuntu untuk menghidupkan PC lama dan sebagai pengganti Windows XP.

Sebetulnya saya kurang setuju masalah menghidupkan PC lama dengan Lubuntu, saya masih lebih senang dengan PC itu gunakan Windows XP saja.

Sekarang saya mau tanya untuk apakah PC lama kamu hidupkan kembali? Apakah untuk kegiatan Browsing Internet? Jika karena alasan ini urungkan niatan kamu aplikasi browser sekarang banyak memakan resource RAM, yang otomatis menyiksa komputer kamu juga pada akhirnya. Jadi intinya pake Lubuntu atau Windows XP sama saja jika untuk browsing ya.. sama-sama cukup berat.

Jadi pertanyaan saya untuk apakah kamu menghidupkan kembali PC/Komputer lamamu? Sudahkah kamu pikirikan untuk mirgrasi?

Konsekunsi Migrasi

Ingat untuk migrasi itu bukanlah hal yang mudah apalagi kamu dasarnya sudah nyaman dengan Windows, tentu ini akan merubah semua adaptasi kamu. Berikut ini adalah konsekuensinya:

  1. kamu harus terbiasa.

    Dengan banyaknya Distro Linux yang ada yang mana akan memusingkan kamu. Masing-masing distro memliki ideologi tersendiri. Oleh karena itu bagi kamu yang pemula dan ingin migrasi kamu harus memilih salah satu distro.

    Tekuni serta kuasai distro tersebut. Jangan pernah mendengarkan mereka yang menyarakan kamu memakai distro ini kamu menjadi keren dan semacamnya. Ingat! Tidak ada yang keren semua Linux itu sama saja.

  2. Kamu harus membuang jauh-jauh pikiran kamu saat menggunakan Windows (Windows Minded).

    Jika kamu masih berfikir Windows dan Linux sama berarti kamu belum sepenuhnya memahami kedua OS tersebut. Jangan terpacu dengan Tema kamu sudah berfikir Windows dan Linux itu sama. Seperti halnya Zorin OS jika dilihat dari temanya hampir sangat mirip sekali dengan Windows.

    Kamu harus ingat kembali semirip apapun Linux itu dengan Windows, Linux tetap lah Linux beberapa hal ada yang seutuhnya tidak bisa dirubah.

    Contohnya sistem direktori dalam Linux. Jika di Windows kita mengenal Driver C:, D: dan seterusnya, di Linux tidak ada hal semacam itu. Belum lagi masalah format partisi jika di Windows kamu mengenal FAT32 dan NTFS, di Linux asalinya adalah EXT4.

  3. Belajar lagi dan harus mau mengahadapi sesuatu hal yang baru.

    Intinya yang namanya. Yang namanya berpindah atau migrasi sudah pasti kamu harus beradaptasi dan belajar lagi dilingkungan baru tersebut.

Kesimpulan

Tidak serta-merata bermigrasi sistem operasi dari Windows ke Linux itu semudah yang kamu bayangkan, oleh karena itu pikirkanlah matang-matang terutama jika memang ada aplikasi yang hanya berada dalam Windows saja. Meskipun di Linux memiliki banyak aplikasi alternatif. Ingat Alternatif bukan berarti sama dengan yang kamu pelajari sebelumnya. kamu harus belajar lagi menyesuaikan aplikasi alternatif tersebut.

Saran saya jika kamu ingin migrasi lakukanlah dual-boot terlebih dahulu, sampai kamu benar-benar menguasai Linux itu. Saya sendiri melakukan migrasi OS itu tidak langsung tapi melalui beberapa tahap, salah satu tahapnya adalah dual-boot terlebih dahulu.

Alasan-alasan yang saya tuliskan diatas memang menjadikan sebuah alasan yang kuat untuk migrasi, akan tetapi saya ingatkan kembali sudah siap kah kamu bermigrasi karena alasan tersebut diatas? Jika belum saran saya dual-boot terlebih dahulu. Jika kamu sudah siap, maka lakukanlah.

Artikel ini ditulis berdasarkan opini dari pengalaman saya sendiri menggunakan singleboot Linux. Jika kamu bertanya kepada saya singleboot atau tidak? Jawab saya saya menggunakan multi-boot (Arch Linux, Windows 10, dan Hackhintosh Yosemite). Akan tetapi untuk kegiatan sehari-hari dan bekerja saya lebih aktif di Linux. Windows dan MacOS saya gunakan hanya untuk belajar saja.

Pesan saya jika kamu ingin bermigrasi pelajarilah OS tersebut secara mendalam, jangan langsung dan jangan terburu-buru. Jangan ada kata “Saya ingin cepat bisa”, dalam belajar itu harus ada tahap proses tidak instan. Ingat sesuatu yang instan akan berakhir dengan instan pula.